Antara Musa dan Muhammad dalam al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Menyebutkan kelebihan sebagian nabi dibandingkan nabi yang lain, dibolehkan, selama tidak merendahkan salah satu nabi. Allah menyebutkan keutamaan yang dimiliki Sulaiman, melebihi apa yang dimiliki ayahnya. Kemudian Allah memuji keduanya. Allah berfirman,
وَدَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ . فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آَتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا
Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu. (QS. al-Anbiya: 78-79)
Termasuk diantara nabi yang banyak diceritakan dalam al-Quran adalah Nabi Musa ‘alaihis salam. Karena beliau nabi bani Israil yang jumlah mereka sangat banyak dan keberadaan mereka sangat berpengaruh bagi kehidupan dunia.
Nabi kita Muhammad ﷺ juga banyak diceritakan dalam al-Qur’an, karena beliau memiliki banyak kemuliaan. Kita akan melihat perbandingan kedua nabi ini seperti yang Allah ceritakan dalam al-Qur’an.
Pertama, antara mengharapkan ridha dan diridhai
Musa bersegara kepada Allah, agar mendapatkan ridha Allah. Allah berfirman tentang Musa,
وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى
“Aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).” (QS. Thaha: 84)
Sementara itu, Muhammad diberi sesuatu yang sampai membuat beliau merasa ridha.
Allah berfirman tentang Nabi Muhammad ﷺ,
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi ridha.” (QS. ad-Dhuha)
Dan tentu dua hal ini berbeda.
Kedua, antara memohon ampunan dan diberi ampunan
Ketika Musa melakukan kesalahan, beliau memohon ampun kepada Allah.
Allah menceritakan tentang Musa,
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Musa berdoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Qashas: 16)
Sementara Nabi ﷺ, Allah menganugerahkan kemenangan untuk beliau dan Allah berikan ampunan untuk beliau. Allah berfirman tentang Nabi Muhammad sﷺ,
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. (QS. al-Fath: 1-2)
Dan tentu dua hal ini berbeda.
Ketiga, Antara Memohon Dilapangkan dan diberi kelapangan
Nabi Musa ‘alaihis salam berdoa kepada Allah agar diberi kelapangan ketika hendak memulai dakwah. .
Allah bercerita tentang Musa,
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
Musa berdoa: ‘Wahai Rabku, lapangkanlah dadaku’ (QS. Thaha: 25)
Sementara Nabi Muhammad ﷺ, Allah berikan kelapangan bagi beliau.
Allah berfirman tentang Nabi Muhammad ﷺ,
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.” (al-Insyirah: 1)
Dan tentu dua hal ini berbeda.
Keempat, antara meminta kemudahan dan dimudahkan
Nabi Musa berdoa,, agar beliau diberi kemudahan oleh Allah.
Allah berfirman tentang Musa,
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
“Dan mudahkanlah urusanku” (QS. Thaha: 26).
Sementara Nabi Muhammad ﷺ, Allah telah berikan kemudahan bagi beliau.
Allah berfirman tentang Nabi Muhammad,
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى
“Kami akan memberi kamu petunjuk ke jalan yang mudah.” (QS. al-A’la: 8)
Dan tentu dua hal ini berbeda.
Kelima, Antara diajak bicara di bumi dengan diajak bicara di langit
Nabi Misa ‘alaihis salam digelari kalimullah, karena beliau dimuliakan dengan diajak bicara langsung oleh Allah di lembah suci Thuwa. Allah bercerita tentang Musa,
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. (QS. al-Qashas: 30)
Sementara Nabi Muhammad ﷺ, beliau diajak bicara langsung oleh Allah di atas langit yang ketujuh ketika peristiwa isra’ mi’raj.
Allah berfirman tentang Nabi Muhammad,
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى . ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى . وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى . ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى . فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى . فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى
Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (QS. an-Najm: 5-10)
Dan tentu dua hal ini berbeda.
Keenam, hanya bani Israil dan seluruh alam
Nabi Musa ‘alaihi salam hanya diutus untuk kaumnya saja, yaitu Bani Israil,
Allah berfirman,
وَآَتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا
Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.” (QS. al-Isra: 2)
Sementara Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk semua manusia, dan rahmat bagi seluruh alam.
Allah berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.. (QS. Saba’: 28)
Allah juga berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Tidaklah Aku mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. al-Anbiya: 107)
Dan tentu dua hal ini berbeda.
Ketujuh, Semata diawasi dan selalu diawasi
Nabi Musa ‘alaihis salam diperintahkan untuk berdakwah dan Allah janjikan akan mengawasinya.
Allah bercerita tentang Musa,
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي
Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (QS. Thaha: 39)
Allah menyebutkan tentang Nabi Muhammad,
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. (QS. at-Thur: 48).
Para ulama mengatakan huruf ba’ dalam kalimat bi a’yunina menunjukkan makna menyeluruh.
Allah memberikan pengawasan yang lebih untuk Nabi Muhammad ﷺ.
Demikian…
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam yang sempurna bagi Nabi Musa dan Nabi Muhammad, beserta para pengikutnya hingga akhir zaman..
Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/34011-antara-musa-dan-muhammad-dalam-al-quran.html